Nama : Mutiara Jaurina, S.Pd
Hari/tanggal : Kamis, 24 April 2025
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu memahami pantun lampung.
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, dan penugasan
Media Pembelajaran : ppt/ video
Assalamualaikum anak soleh dan solehah.
Bagaimana kabarnya hari ini anak soleh solehah ...
Adakah hari ini yang tidak hadir datang ke sekolah...
Sebelumnya soleh soleha membahas tentang motiF kain tapis Lampung...
Untuk materi hari ini kita akan membahas pantun Lampung
PATUN LAMPUNG
Pantun Lampung ialah pantun dari masyaraka lampung yang memiliki
beberapa jenis yang didasarkan pada fungsi dan penggunaannya, yaitu Paradinei,
Pepaccur/Wawancan, Pantun/Sagata, Ringget/Wayak, dan Bebandung. Berikut
jenis-jenis pantun Lampung.
Jenis-Jenis pantun Lampung:
1. Paradinei:
Pantun yang digunakan dalam upacara adat penyambutan tamu
pada saat berlangsungnya pesta, seperti pernikahan atau ritual
lainnya. Bahasa yang digunakan lebih formal dan kaku, serta berisi
pesan-pesan moral atau nasihat yang relevan dengan upacara tersebut
Pihak yang datang:
Penano cawono pun, tabik ngalimpuro. Sikam jo keno kayun,
tiyan sai tuho rajo. Ki cawo salah susun, maklum kurang biaso
Pihak yang didatangi:
Sikam nuppang betanyo, jamo metei sango iringan. Metei jo
anjak kedo, nyo maksud dan tujuan? Mak dapek lajeu di jo, ki mak jelas lapahan.
2. Pepaccur/Wawanca
Pantun yang berfungsi sebagai media untuk menyampaikan
cerita, informasi, atau sejarah. Bisa berbentuk puisi panjang atau pendek,
dengan tema yang bervariasi, mulai dari cerita rakyat hingga peristiwa
bersejarah.
Contoh:
3. Pantun/Sagata:
Pantun yang paling umum digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Digunakan untuk menyampaikan pesan, nasehat, atau
ajakan. Sagata sering digunakan dalam acara-acara informal, seperti
pernikahan atau pesta.
4. Ringget/Wayak:
Pantun yang digunakan dalam kegiatan menari atau
bermain. Terkadang berisi lelucon atau humor untuk menghibur orang-orang
yang hadir.
5. Bebandung:
Pantun yang digunakan untuk menyanyikan lagu, biasanya dalam
suasana santai atau perayaan. Bisa berisi tema cinta, kebahagiaan, atau
peristiwa tertentu
Refleksi: Berdasarkan hasil pembelajaran hari ini dapat diketahui bahwa sebagian besar peserta didik sdh mampu memahami pantun lampung dengan baik namun masih ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahaminya dikarenakan peserta didik masih terlihat bingung untuk membedakan mana pepaccur mana paradenei , untuk mengatasi hal tersebut maka pendidik akan mengajarkan ulang tentang terhadap anak yang masih belum memahami itu
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar