Nama : Mutiara Jaurina, S.Pd
Hari/tanggal : Kamis, 16 Januari 2025
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu memahami tentang uraian dari tingkat tutur dalam acara musyawarah adat Lampung.
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, dan penugasan
Media Pembelajaran : Kartu Kosa Kata/ PPT
Assalamualaikum anak soleh dan solehah.
bb Bagaimana kabarnya hari ini anak soleh solehah ...
Adakah hari ini yang tidak hadir datang ke sekolah...
S Sebelumnya soleh soleha membahas materi Tadarusan…
Untuk materi hari ini kita akan membahas tentang tingkat tutur bahasa dalam bahasa lampung…
TINGKAT TUTUR BAHASA
DALAM BAHASA LAMPUNG
Dalam penggunaan bahasa Lampung atau penuturan bahasa Lampung di tinjau dari tingkattutur bahasa, Bahasa Lampung menggunakan tingkat tutur bahasa sebagai berikut:
1. Cawa Ghumaka / kicik sanak
Tingkat bahasa atau tutur yang paling rendah atau dipakai orang yang sedang marah atau emosi. Cuntuh dialek a: Tandak niku anjak dija, kughang ajagh! (Enyah kamu dari sini, tidak beradab!)
2. Cawa Pughanti
Tingkat bahasa atau tutur kata sehari-hari dipakai dalam pembicaraan anatra teman sebaya di pasar atau anak-anak dan lain-lain. Cuntuh dialek a: Faisal niku lapah mit dipa? (Faisal kamu akan pergi kemana?).
3. Cawa Betik/ Cawa Helau
Tingkat bahsa atau tutur bahasa menengah yang dipakai dalam mengajar (mendidik), anak terhadap orang tua, yang muda terhadap orang yang lebih tua. Cuntuh dialek a : Tabik gughu, sekinduwa haga ngelulih jama puskam (Maaf guru, saya ingin bertanya kepada tuan).
4. Cawa Banggaan
Tingkat bahasa atau tutur kata yang diapaki majelis yang resmi, pada rapat adat, pertemuan orang yang dihormati atau dalam surat permohonan dan lain-lain.
5. Cawa Bahasa Meghwatin
Tingkat bahasa atau tutur kata bahasa tertinggi yang bersifat luhur dan saling memulyakan atara si pembicara. Biasanya tingkat bahasa ini diakhiri dengan kata-kata "yu" atau "yew" terutama pada acara rapat kepala adat (humpun penyimbang).
Refleksi: Berdasarkan hasil pembelajaran hari ini dapat diketahui bahwa sebagian besar peserta didik sudah mampu memahami materi tingkat tutur dalam bahasa lampung dengan baik namun masih ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi tersebut dikarenakan peserta didik masih terlihat sulit untuk membedakan tingkat tuturan rendah dan tinggi, untuk mengatasi hal tersebut maka pendidik akan mengajarkan ulang tentang materi tersebut terhadap anak yang masih belum memahami itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar